tujuh belas agustus tahun empat lima

Saya bisa menginjak-nginjak rumput Istana Negara karena jasa ayah saya, Upacara Hari kemerdekaan yang paling bergengsi yang pernah saya alami. bagaimana tidak, sejak pagi buta jalanan sekitar Istana merdeka sudah "disterilkan", penjagaan super ketat, setiap undangan wajib melewati metal detector dan harus duduk sesuai kode undangan, begitu masuk disetiap tempat duduk telah disediakan masing-masing goodybag yg telah terisi dengan berbagai macam cinderamata berlabel Istana Negara. hari itu dua kali saya membawa pulang goodybagnya, upacara penaikan pagi hari dan penurunan sore harinya.

itulah kira-kira yg saya alami beberapa tahun silam, kesempatan itu datang setiap tahunnya tapi seiring waktu tidak seantusias dahulu lagi saya menyambut undangan tersebut, kecuali adik-adik saya. entahlah, mungkinkah sikap skeptis orang-orang yg tempo hari pernah saya temui semakin menambah ketidaktertarikan kembali pada seremonial yg sangat dramatis tersebut.

Gegap gempita suasana Hari kemerdekaan yg setiap tahunnya kita rayakan ternyata selalu mengacu pada sebuah "surat edaran","surat himbauan",etc. agar setiap elemen/lapisan masyarakat menyambut hari kemerdekaan dengan berbagai instruksi dan "ketebelecenya". silahkan cek saja, pada institusi yg paling terdekat disekitar anda.atau jika sangat penasaran, coba cek ke Pak RT/RW..

"Kemerdekaan ialah hak segala bangsa..." setiap senin pagi dari jaman kita sekolah SD sampai SMA paling tidak seringlah kita dengar kalimat itu. lalu terurailah berbagai macam pengertian "merdeka" ditengah-tengah kehidupan kita sehari-hari di negara ini. saya tidak akan membahas atau berbagi mengenai seluk beluk dan arti dari sebuah kemerdekaan, karena saya bukan ahlinya. intrepretasi akan merasuki setiap warga negara yg mendengar kalimat-kalimat tersebut, jadi biarkanlah begitu adanya...

kata "Perjuangan"lah yg paling saya kagumi, sangat lekat dihati saya. semangat yg berkobar-kobar dan kegigihan dalam rangka pantang menyerah seakan-akan mengikis berbagai keputus asaan harapan penghidupan dan berbagai dilema yg terjadi setiap hari di negara ini. mendengar dan menyimak kesederhanaan para pelaku sejarah yg sedikit demi sedikit seakan-akan tersisihkan oleh "kemerdekaan " segelintir orang yg tanpa sedikitpun memiliki andil untuk mendapatkannya,dan teringatlah pada sebuah Quote "bangsa yg besar adalah bangsa yg tidak melupakan sejarah", mereka adalah bagian dari sejarah, hey bangsa yg besar!

Dirgahayu RI ke-66, terimakasih para pejoang,terimakasih para pahlawan...

2 komentar:

Pages