memutar kenangan dalam perjalanan di Bis malam

Sekembali dari daerah Gunung Sahari, lepas pukul 18:00 WIB memulai perjalanan pulang dengan sebuah Bis malam berjarak tempuh sekitar 240 Km, sendiri memilih bangku paling belakang. setelah merasa nyaman, hal yg pertama dilakukan adalah memeriksa blackberry menuju aplikasi messenger, "recent update" hampir 25 contact mengupdate status diri mereka seperti seolah olah berkomunikasi tapi abstrak, keluh kesah doa harapan dan situasi memberitakan kepada kami dari berbagai tempat dan waktu, seru sekali..

begitu juga dirimu dan berita peristiwa yg sedang merundungmu, getir dan menuntut perhatian. entahlah dengan naik turunnya "mood" yg mungkin telah dikesampingkan juga, jika berbicara tentang nasib buruk, teringat pada sebuah spot dalam film "shawsank redemption" bahwa nasib buruk itu sedang berkeliaran dan harus menimpa seseorang. semoga engkau dapat menemukan jalan keluarnya bro, dengan kualifikasi ketangguhan pertahanan hidupmu, semua akan baik-baik saja.., oke kita tengok ke luar jendela bis ini, lampu-lampu malam menerangi jalanan, halogen dari banyak kendaraan mengibas ngibas pandangan saling berlomba menerangi dan mewakili kecepatannya, saat itu dalam pikiran kembali terlintas sebuah rencana dalam episode bertahan hidup dan berkembang biak yang mau tidak mau harus kita lalui...tentang sebuah perjalanan yg sama halnya dengan bis ini menuju ke sebuah tujuan pemberhentian. sekian waktu yg lalu, banyak hal yang luput dari perhatian tentang kebenaran dan kepercayaan untuk berpasangan dengan sesuatu yg telah digariskan untuk merangkai masa penghabisan sisa kehidupan dari seseorang dengan seseorang yg lain, apakah benar "jodoh" bisa diarahkan? bisa "diatur"? silahkan cermati, apakah pasangan-pasangan yg telah terpasang disekitar kita memang benar-benar sebuah "pasangan"? kita tidak dapat menjadi pribadi yg "memilih" ketika dihadapkan pada situasi yg merongrong kita dan mengintervensi kita "mengarahkan".."mengatur" untuk berpasangan.. serba ketakutannya kita pada posisi sosial ditengah upaya untuk memposisikan diri kita adalah sebuah citra yg normal, pantas dan terhormat!?. persempitlah sebuah kebebasan untuk memilih, kesampingkan sejenak segala upaya rongrongan tadi..apakah sudah benar pilihan dari "keterpaksaan" pasangan kita? jauh hari yang lalu, seorang teman berkeluh tentang hal ini, dan menjadi pencerahan bagi kami ketika terjebak dalam benang kusut ini, kembalilah ke jaman romeo dan juliet..tiada siapapun bisa menghalangi sebuah pasangan untuk berpasangan. saya tidak percaya pada CINTA , tapi CINTAlah yg harus mempercayai saya. sekian. (terimakasih Bis malam, dan 240 km perjalanannya)

8 komentar:

  1. naik primus julliet, yg lebak buluss

    BalasHapus
  2. memang diciptakan berpasangan sprt adam n hawa yg ketemunya gampang jlnnya gampang tp stlh bersatu jgn berharap akan "gampang"...ketika diusir dr tmpt yg enak ke tmpt penuh perjuangan adam n hawa tetap berdua wlpn mgkn mereka bertengkar hebat n saling menyalahkan,,yah begitulah namanya cinta,saat senang saat menderita,saat sehat saat sakit,saat kaya saat miskin..indah dibayangkan sulit dijalani..tp smua orng mencintai cinta..smoga cpt menenmukan cintamu ya rif...

    BalasHapus
  3. oyaa?? saya kurang mengerti di bagian : "..tp smua orng mencintai cinta.." maksudnya ??

    BalasHapus
  4. hehehee... do not enter aja dah

    BalasHapus
  5. panjang pisan eta curhat colongan , atas ane gan..

    BalasHapus
  6. Jangan pernah berharap romeo n juliet itu ada dijaman skarang yg hanya mengagungkan "cinta"...
    Tapi jodoh itu اَللّÙ‡ُ yg kehendaki...
    اَللّÙ‡ُ tidak memberi apa yg kita harapkan tapi اَللّÙ‡ُ memberi apa yg kita perlukan...

    BalasHapus

Pages